PERHITUNGAN BERAT BESI BETON (TULANGAN)


1. BERAT BESI POLOS

Kadang kita dihadapkan pada permasalahan pembelian besi dengan parameter berat (kg), bukan pada perhitungan jumlah batang. Berikut akan disajikan teknis praktis perhitungan berat besi berdasarkan ukuran batang atau bahkan dipergunakan untuk memastikan kebenaran ukuran suatu besi tulangan konstruksi.


Rumusan sederhana yang dipergunakan untuk mengetahui ukuran atau berat suatu besi adalah :

Diameter besi (mm)2 x 0,006165 x 12 M = Berat (kg)

Sebagai contoh, berat 1 batang besi ukuran 16 mm (biasanya panjang besi 12 M/batang) :

16^2 x 0,006165 x 12 = 18,94 kg / batang

Dapat pula dihitung sebaliknya untuk mencari ukuran dari batang tersebut, terutama untuk besi deformasi (ulir) yang tidak dapat diukur manual dengan mistar ukur.


nilai 0.006165 didapat dari perkalian antara volume x bj besi = 1/4 (phi) (d)2 x panjang batang x 7850 kg/m3, dimana panjang batang dalam meter, dan d (diameter) dalam milimeter.
source link : klik disini

Add : 

karena tak sempat saya tuliskan secara spesifik pada entri ini, maka akan saya sisipkan saja rumus perhitungan berat besi konstruksi yang lain (selain besi beton) dari referensi yang saya dapat >> source link : klik disini

2. BERAT BESI ULIR

Khusus untuk perhitungan berat BESI BETON ULIR, cara perhitungan besi beton polos diatas tidak berlaku. BESI ULIR menggunakan sirip, logikanya makin tebal sirip maka makin kecil diameter besinya. Diameter dalam besi beton ulir biasanya tidak bisa persis sama untuk hasil pada ukuran tertentu, karena tebal dan kedalaman ulirnya tidak sama, tergantung pembuatan matrasnya (calibernya). Sampai dengan hari ini penulis masih mencoba mencari dan mengumpulkan informasi mengenai hal ini.

Sesuai peraturan yang diberikan SNI, luas penampang besi beton polos dan luas penampang besi beton ulir untuk nominal yang sama, harus sama. Berat permeternya juga harus sama. Untuk mencapai itu, diameter dalam ulir harus sedikit lebih kecil dari diameter nominal, dan diameter luar pada siripnya lebih besar dari nominal. Untuk menentukan diameternya, biasanya dirata-rata antara diameter luar dan dalam, namun akan sangat tergantung dengan tebal sirip dan gap untuk menentukan beratnya, termasuk dengan dikalikan faktor pengali 0,006168.

Coba bandingkan besi ulir beberapa produsen di indonesia. kalau teliti, perbedaan antar produsen ada di jarak antar siripnya. Seperti saya katakan diatas maka asumsinya seperti ini :  "makin tebal sirip maka makin kecil diameter besinya, makin jauh antar sirip berarti berat per meternya makin ringan". Namun prosentase pengaruh berat pada siripnya sangat kecil, yang lebih besar pengaruhnya adalah diameter bagian dalam dan besarnya fin (kuping) yang memanjang di kanan kiri profile. Untuk menentukan penampang pastinya adalah dengan cara ditimbang dan dibagi dengan panjangnya. Jika kesulitan menimbang besi beton yang panjangnya 12 meter, potong misalnya 50 cm. Setelah ditimbang, kemudian hasil timbang (kg) dibagi panjang (meter) dibagi lagi faktor pengali (0,006165) hasilnya diakarkan, dengan begitu kita mendapat diameter penampang secara lebih pas.



PERHITUNGAN BERAT BESI KONSTRUKSI SECARA UMUM


A. Besi Strip (Plat Strip)

Berat Besi = Tebal x Lebar x 0,00785 x 6 Meter


B. Besi Plat

Plat 3’ x 6’ = Tebal x 13,13 = Berat Plat
Plat 4’ x 8’ = Tebal x 23,33 = Berat Plat
Plat 5’ x 20’ = Tebal x 72,9 = Berat Plat
Plat 6’ x 20’ = Tebal x 87,5 = Berat Plat
 


C. Plat Kapal

Berat Besi = Inch x 25,4 x 72,88 / 87,44


D. Besi Siku

Berat Besi = Lebar x Tebal x 6 Meter x 1512 
 

MENGENAL PROFIL BAJA dan KEGUNAAN

Beberapa standar konstruksi Indonesia menggunakan Baja Profil. Kebutuhan konstruksi secara permanen, kokoh, dan stabil secara kualitas menjadi prioritas utama terselenggaranya pembangunan yang mapan, dan menjadi dasar misi utama proyek-proyek pembangunan konstruksi milik pemerintah. Berikut adalah jenis bahan baja utama yang biasa dipakai di Indonesia sesuai kebutuhan konstruksi.

1. Wide Flange (WF)

WF biasa digunakan untuk : balok, kolom, tiang pancang, top & bottom chord member pada truss, composite beam atau column, kantilever kanopi, dll.

Istilah lain: IWF, WF, H-Beam, UB, UC, balok H, balok I, balok W.

2. UNP

Penggunaan UNP hampir sama dengan WF, kecuali untuk kolom jarang digunakan karena relatif lebih mudah mengalami tekuk.

Istilah lain: Kanal U, U-channel, Profil U

3.  Equal Angle (Hot Rolled)

Biasa digunakan untuk : member pada truss, bracing, balok, dan struktur ringan lainnya.

Istilah lain : profil siku, profil L, L-shape.


4. Unequal Angle (Hot Rolled)
Penggunaan dan istilah lain hampir sama dengan Equal Angle.


5. Lipped Channel

Biasa digunakan untuk : purlin (balok dudukan penutup atap), girts (elemen yang memegang penutup dinding misalnya metal sheet, dll), member pada truss, rangka komponen arsitektural.

Istilah lain : balok purlin, kanal C, C-channel, profil C

6. Equal Angle (Cold Formed)

Biasa digunakan untuk : bracing struktur ringan (kecil), rangka komponen arsitektural, support komponen-komponen ME.

Istilah lain : hampir sama dengan EA hot rolled.

7. Unequal Angle (Cold Formed)

Pengunaan dan istilah lain hampir sama dengan Equal Angle.
Web-Stat web traffic analysis